Sabtu, 05 November 2011

KETIKA KESEPIAN DAN KEBOSANAN MULAI MENGINTIP

Periksa kehamilan di Yayasan Bumi Sehat sudah aku lakukan. Begitu pula dengan prenatal yoga 2 kali seminggu di sana. Tempat tinggal cukup nyaman sudah tersedia. Jaringan internet, lancar tanpa hambatan dan murah. Lingkungan yang santai tanpa tuntutan pekerjaan sudah aku nikmati selama kurang lebih 10 hari. Tiba-tiba aku merasa jenuh dan mulai merindukan orang-orang yang selama ini selalu aku temui setiap hari. Hatiku sedih dan aku menangis. Seolah-olah aku sebatang kara di dunia ini. Pada saat suasana hati yang muram itu aku merasakan gerakan anakku. Gerakkan ini menyadarkanku bahwa bukan tanpa alasan kuat aku berada di Ubud. Lalu aku mulai menyusun kembali alasan-alasan yang membawaku ke sini, yaitu untuk mempersembahkan gentle birth bagi bayiku dan memberikan suasana santai untuk diriku sendiri. Di mana kedua hal tersebut tidak mungkin aku dapatkan di Manokwari.


agzany.blogspot.com
Lalu bagaimana dengan rasa sepi dan bosan yang mulai mengintip? 


Seorang teman menceritakan kepadaku tentang para turis asing yang tinggal lama di Bali.  Mereka datang khusus untuk menyepi. Ada di antara mereka yang melukis, bermeditasi, memperdalam yoga, atau belajar budaya Bali. Aku pun mulai membayangkan diriku seperti salah satu turis asing tersebut. Bedanya aku datang ke Ubud untuk melahirkan di mana hari-hari penantian ini bisa aku isi dengan kegiatan-kegiatan yang sudah lama ingin aku lakukan - tetapi tidak sempat karena kesibukan pekerjaan sehari-hari - yaitu menulis dan merajut. 


Terbangun di pagi hari oleh kokok ayam dan kicau burung, disambut udara pagi yang segar ketika membuka pintu dan jendela, minum air putih hangat yang diperasi sedikit lemon sambil menapak bumi pada sepetak rumput di teras, kemudian menjadikan buah-buahan segar sebagai makanan pertama, lalu dilanjutkan dengan sarapan, menyalakan laptop, dan menulis, mungkin inilah kegiatan impian yang aku inginkan setiap pagi. Pada saat menulis sudah terasa cukup, merajut bisa menjadi pilihan yang menarik lainnya. 


Waktuku di Ubud tidak banyak. Paling lama 6 bulan. Aku tidak boleh menyia-nyiakannya dengan memikirkan kesepian dan kebosanan yang bisa datang kapan dan di mana saja. Sekali lagi aku mau menikmati setiap detikku di Ubud ini. Karena bukan kebetulan aku bisa berada di sini sekarang.


Kesepian tidak bisa disembuhkan dengan cara berhubungan dengan orang lain, ia hanya bisa sembuh dengan cara berhubungan dengan diri yang ada di dalam. - Gobind Vashdev







Tidak ada komentar:

Posting Komentar