Senin, 12 Desember 2011

MENAMPAKKAN DIRI DI TENGAH HUJAN

Satu hal yang paling aku sesalkan di Ubud adalah hampir tidak adanya transportasi umum seperti bemo dan taksi argo. Untuk keperluan mobilitasku aku harus berlangganan ojek wisata yang ongkosnya 3x lipat ongkos ojek di Manokwari. Persewaan kendaraan memang tersedia di mana-mana. Tetapi saat ini sulit bagiku untuk mengendarai sepeda atau sepeda motor atau menyetir mobil sendiri dengan perut yang sudah besar. Aku putuskan untuk jarak dekat aku berjalan kaki - sekalian berolah raga - dan untuk jarak yang lebih jauh aku naik ojek. 


Hari ini aku berencana ke department store. Waktu keluar rumah cuaca cerah sehingga aku memutuskan berjalan kaki dengan santai. Nanti pulang berbelanja baru aku minta ojek langganan untuk menjemput. Tidak aku sangka hujan turun dengan deras siang ini. Aku menunggu beberapa saat. Rasanya hujan ini bakal lama. Lalu aku mengirim SMS ke ojek langganan, minta dijemput. Karena tidak mempunyai jas hujan ojekku menolak untuk menjemputku. Aku bisa mengerti alasannya. Daripada sakit karena hujan. Akhirnya aku memutuskan berjalan kaki lagi. Kebetulan aku juga baru membeli jas hujan. Ya sekalian dicoba.


Aku memakai jas hujan baruku, kemudian membagi belanjaanku menjadi dua sama berat sehingga aku bisa membawanya dalam kondisi seimbang. Setelah aku merasa aman dengan belanjaanku aku mulai melangkah menembus hujan. Aku berjalan perlahan dan berusaha hanya berfokus pada langkah-langkahku saja. Setiap kali muncul pikiran mengasihani diri seperti : "Seandainya tidak hujan" / "Seandainya suamiku sudah ada di sini" / "Seandainya ada taksi argo" aku tepis jauh-jauh karena pikiran-pikiran seperti itu bisa membahayakan langkahku. Aku berjalan kira-kira 500 meter dan tiba-tiba aku mendengar suara beberapa perempuan berteriak dari dalam toko, "Butuh taksi? Butuh transportasi?" Aku segera menghampiri sumber suara tersebut. Ada 2 orang perempuan dan 1 orang laki-laki sedang duduk di dalam toko. Aku menjawab, "Iya. Berapa ongkosnya?" Mula-mula aku pikir angkutan ojek lagi. Ternyata sebuah mobil sejenis Carry dan ongkosnya hanya selisih Rp 5.000,- dari ongkos ojek. 


mobil.kapanlagi.com
Di dalam mobil aku berkata dalam hati, "Seperti ini transportasi yang aku butuhkan selama di Ubud." Aku tidak memerlukan mobil mewah, ber-AC dan full music. Aku membutuhkan transportasi yang bersopir, aman, nyaman, dan ekonomis. Tanpa menyia-nyiakan waktu aku segera meminta nomor handphone sopir tersebut. Pak sopir memberiku kartu namanya. 


Ketika merenungkan pengalamanku hari ini aku teringat salah satu daily affirmation dari Dr Wayne Dyer : "Ketika pikiran kita berfokus pada present moment/saat ini maka segala sesuatu yang kita butuhkan akan menampakkan diri". Hari ini alat transportasi yang aku butuhkan menampakkan dirinya kepadaku di tengah-tengah hujan deras. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar